Senin, 24 Juni 2013

LAPORAN AKHIR KEGIATAN MAGANG III SD NEGERI 69 KOTA BENGKULU PEMANTAPAN KOMPETENSI AKADEMIK KEPENDIDIKAN



LAPORAN AKHIR
KEGIATAN MAGANG III SD NEGERI 69 KOTA BENGKULU
PEMANTAPAN KOMPETENSI AKADEMIK KEPENDIDIKAN


logo_unib1.png


OLEH :
1.     Irma Mayaningsih            (A1G011104)
2.     Yantri Irna M. Ngulu       (A1G011120)
3.     Yohanes Sangkang           (A1G011121)



PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
HALAMAN PENGESAHAN


LAPORAN AKHIR
KEGIATAN MAGANG III
PEMANTAPAN KOMPETENSI AKADEMIK KEPENDIDIKAN
DI SD NEGERI 69 KOTA BENGKULU


OLEH :
1.      Irma Mayaningsih                 (A1G011104)
2.      Yantri Irna M. Ngulu           (A1G011120)
3.      Yohanes Sangkang               (A1G011121)


DISAHKAN OLEH:


        Dosen Pembimbing                                                Guru Pamong


Dr. H. Daimun Hambali, M.Pd.                               Hardi AR., S.Pd.                  
NIP. 19580811198303 2 001                              NIP. 19580615 197802 1 001


           

Mengetahui,
Kepala sekolah


Priyanti Yuliana, S. Pd.
NIP. 19740725 199703 2 002
KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga proses penulisan Laporan Magang III ini dapat diselesaikan  tepat pada waktunya.
Penulis sadar bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri tetapi hasil dari keterlibatan semua pihak.Oleh sebab itu, penulis  menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      Ibu Priyanti Yuliana, S. Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 69 Kota Bengkulu.
2.      Bapak Dr. H. Daimun Hambali, M. Pd., selaku dosen pembimbing.
3.      Bapak Hardi AR., S.Pd., selaku guru pamong.
4.      Bapak dan Ibu guru serta staf/karyawan SD Negeri 69 Kota Bengkulu.
5.      Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan, atas bantuan, doa serta  dukunganya yang berhubungan dengan pelaksanaan magang ini.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Magang III ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu,  Januari 2013

Penyusun


DAFTAR ISI



Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................     i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................     ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................    iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................     iv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................    vii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................     1
A.    Latar Belakang (Dasar Kegiatan Magang) ...........................................     2
B.     Tujuan dan Manfaat Kegiatan ..............................................................     2
C.     Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...........................................................     2

BAB II PELAKSANAAN ..............................................................................     3
A.    Hasil Setiap Aspek Kegiatan ................................................................     3
1.      Menelaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran yang
Digunakan Guru .............................................................................     3
a.       Mengungkapkan Aspek-Aspek/Komponen yang Ada
Dalam Kurikulum .....................................................................     3
b.      Menelaah Setiap Aspek-Aspek Dalam Komponen Kurikulum      5
c.       Menelaah Kaitan Antara Komponen-Komponen Kurikulum ...     18
d.      Menelaah Kaitan Antara Kurikulum Dengan Komponen RPP
Buatan Guru ..............................................................................    
20

2.      Menelaah Strategi Pembelajaran  ....................................................     25
a.       Strategi yang Digunakan Guru dengan Tujuan Pembelajaran ..     26
b.      Strategi dengan Materi Pelajaran yang Diajarkan .....................     27
c.       Tujuan, Materi dengan Metode yang Digunakan .....................     27
d.      Alat Peraga yang Digunakan dengan Materi dan Tujuan .........     33
e.       Pendekatan Pembelajaran yang Dugunakan dengan
Karakteristik Bidang Studi .......................................................     35

3.      Menelaah Sistem Evaluasi dan Tindak Lanjut Pembelajaran .........     37
a.       Evaluasi yang Digunakan Guru dengan
Tujuan Pembelajaran  ................................................................     38
b.      Evaluasi yang Digunakan Guru dengan
Materi Pembelajaran .................................................................     38
c.       Evaluasi yang Digunakan Guru dengan
Pendekatan Pembelajaran .........................................................     39
d.      Menelaah Variasi Bentuk Soal dan Tingkat Kesukaran Soal ...     39
e.       Menelaah Administrasikan Penilaian Proses dan
Hasil Belajar dan Berbagai Instrumen yang Digunakan ...........     41
f.       Menganalisis Hasil Penilaian Proses dan Hasil Belajar untuk Berbagai Tujuan                           ........................................................................     43

B.     Tingkat Keberhasilan ............................................................................     43
C.     Faktor Pendukung dan Penghambat .....................................................     44
D.    Pengalaman Khusus yang Diperoleh ....................................................     44

BAB III PENUTUP .........................................................................................    45
A.    Kesimpulan ...........................................................................................     45
B.     Saran .....................................................................................................     46

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................     47

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.      Program Kegiatan
2.      Silabus dan RPP
3.      Soal ulangan bulanan mata pelajaran Bahasa Indonesia
4.      Kalender pendidikan
5.      Surat keterangan telah melaksanakan kegiatan
6.      Daftar Hadir Kegiatan Magang
7.      Identitas Mahasiswa Peserta Magang



























DAFTAR TABEL


Tabel 2.1 Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen I .........     5
Tabel 2.2 Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen II .........     14
Tabel 2.3 Kesesuaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ................     20
Tabel 2.4 Kesesuaian Kompetensi Dasar dan Indikator ..................................     22
Tabel 2.5 Menelaah Kesesuaian Indikator dengan Materi  .............................     23
Tabel 2.6 Menelaah Kesesuaian Materi dan Strategi Pembelajaran  ...............     24
Tabel 2.7 Menelaah Kesesuian Media dan Strategi dengan Alokasi Waktu ...     25





















BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang (Dasar Kegiatan Magang)
Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan menuntut persyaratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogik dapat di terima oleh pihak penerima jasa layanan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, guru harus dipersiapkan melalui program pendidikan yang relatif panjang dan dirancang berdasarkan standar kompetensi guru.
Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, mewajibkan Guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. Pada pasal 4 peraturan pemerintah No 74 Tahun 2008 di tegaskan bahwa seritifikat pendidik bagi guru diperoleh melalui program profesi yang di selenggrakan oleh perguruan tinggi yang memilki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
Masih banyak daerah yang masih geografis terpencil, berpenduduk usia sekolah dasar relatif sedikit tentu tidak efesien mengelola sekolah dengan murid dari berbagai tingkat yang berjumlah sedikit dengan menggunakan standar sekolah regular. Dengan penugasan guru untuk mengajar kelas rangkap tanpa desain pembelajaran yang benar bukan merupakan pilihan yang bijaksana. Jalan keluarnya adalah menyelenggarakan pembelajaran untuk anak dari tingkat kelas yang berbedah dalam satu ruang belajar. Model multi- grade untuk Rintisan PPGT SD Terintergasi, yaitu model PPGT yang mebekali calon guru agar memiliki kemampuan mengelola lebih dari kelas di SD (kelas 1,2 dan 3 dalam satu ruang belajar, dan kelas 4,5 dan 6 dalam satu ruang belajar lainnya.
Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Terintegrasi (berkewenangan ganda), untuk selanjutnya desebut Rintisan Program PPGT  adalah penddikan profesi guru yang diselenggarakan dalam kurun waktu yang bersamaan dengan program akademik substansi bidang.
Studi maupun akademik kependidikan, dilanjutkan dengan PPL yang intensif di sekolah mitra dan diakhiri dengan uji kompetensi serta memiliki kewenangan ganda dalam melaksanakn tugas sebagai guru yang terdiri atas kewenangan utama dan kewenangan tambahan sebagai guru SMP pada salah satu dari lima mata pelajaran pokok di SD.

B.     Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Mengacu pada pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tujuan umum mata kuliah Magang Program Studi PGSD Program pendidik Profesi Guru Terintergasi(PGSD P3GT) adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi  peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan khusus mata kuliah ini adalah mempersiapkan calon guru lebih mengenal lingkungan sekolah dan lingkungan profesinya sehingga nanti mampu melakukan kegiatan praktik mengajar dalam mata kuliah PPL.

C.    Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kegiatan Magang III PGSD/PPGT berlangsung di Sekolah Dasar Negeri No. 69 Kota Bengkulu. Waktu kegiatan Magang III ini dilakukan mulai tanggal 22 Januari 2013 sampai dengan 5 Februari 2013 setiap hari Senin sampai hari Kamis, dimulai pukul 07.30 WIB dan berakhir sesuai dengan waktu berakhirnya pelajaran di sekolah tersebut.





BAB II
PELAKSANAAN


A.    Hasil Setiap Aspek Kegiatan
1.      Menelaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran yang Digunakan Guru
            Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

a.      Mengungkapkan aspek-aspek/komponen yang ada dalam kurikulum
Setelah kami melakukan observasi tentang kurikulum di SD Negeri 69, kami memperoleh data bahwa komponen dalam kurikulum adalah sebagai berikut:
Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 1
1)      Cover/Halaman Judul
2)      Lembaran Pengesahan
3)      Tim Penyusun dan Nara Sumber
4)      Daftar Isi
5)      I. Pendahuluan
A.    Rasional
B.     Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
6)      II. Struktur dan Muatan Kurikulum
A.    Struktur Kurikulum
B.     Muatan Kurikulum
1.      Mata Pelajaran
a.       Pendidikan Agama Islam
b.      Pendidikan Kewarganegaraan
c.       Bahasa Indonesia
d.      Matematika
e.       Ilmu Pengetahuan Alam
f.       Ilmu Pengetahuan Sosial
g.      Seni Budaya dan Keterampilan
h.      Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2.      Muatan Lokal
a.       Seni Budaya Daerah (Kota Bengkulu)
b.      Bahasa Inggris
c.       Industri Rumah Tangga
3.      Kegiatan Pengembangan Diri
4.      Pengaturan Beban Belajar
5.      Ketuntasan Belajar
6.      Kriteria Kenaikan Kelas
7.      Kriteria Kelulusan
7)      Kalender Pendidikan

Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 2 (Silabus)
v  silabus






b.      Menelaah setiap aspek-aspek/dalam komponen kurikulum
Tabel 2.1 Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 1


No
Aspek yang Ditelaah

Deskripsi

Analisis
1
Cover/Halaman Judul
v  Terdapat logo daerah (Kota Bengkulu)
v  Terdapat judul yang tepat (Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu)
v  Menulis alamat sekolah dengan lengkap (Jl. WR. Supratman Kandang Limun Kec. Muara Bangkahulu Kota Bengkulu)

Ada
Ada 



Ada, lengkap
2
Lembaran Pengesahan
v  Terdapat rumusan kalimat pengesahan yang baik dan benar
v  Terdapat tanda tangan kepala sekolah  sebagai pihak yang mensahkan beserta cap sekolah
v  Terdapat tanda tangan ketua komite sekolah sebagai pihak yang menyetujui
v  Terdapat tanda tangan kepala dinas pendidikan Kota Bengkulu sebagai pihak yang mengetahui

Ada

Ada


Ada

Ada
3
Tim Penyusun dan Nara Sumber
v  Terdapat ketua, sekretaris, dan anggota, ketua dan sekretaris masing-masing 1 (satu) orang sedangkan anggotanya 14 (empat belas) orang
v  Terdapat nara sumber 2 (dua) orang

Ada



Ada
4
Kata Pengantar
v  Terdapat ucapan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberi Rahmat, Taufiq, dan HidayahNya
v  Terdapat ucapan terima kasih dari tim penyusun kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya kurikulum

Ada



Ada
5
Daftar Isi
v  Mempunya daftar isi sesuai dengan kerangka KTSP
v  Penulisan daftar isi sesuai dengan aturan penulisan yang benar (Judul, Bab, Sub bab, dst.)... sistematis

Ya

Ya
6
Bab I. Pendahuluan
A.  Rasional
v  Berisi dasar pemikiran penyusunan KTSP
v  Terdapat prinsip-prinsip pengembangan
v  Dirumuskan dengan bahasa yang baik dan benar

Ya

Ya

Ya
7
B.  VisiSekolah
v  Terdapat visi yaitu:
Berprestasi di bidang akademik, non akademik, dan bermutu melalui IMTAQ dan IPTEK


Ya
8
C.  Misi Sekolah
v  Terdapat misi yaitu:
1.      Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang optimal
2.      Menerapkan model pembelajaran inovatif
3.      Melaksanakan pengembangan KTSP
4.      Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah
5.      Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler
6.      Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan terkait dengan sekolah
7.      Melaksanakan kegiatan tafakur setiap hari jum’at


Ya

Ya

Ya

Ya


Ya

Ya




Ya

9
D.  Tujuan Sekolah
v  Terdapat tujuan sekolah yaitu:
1.      Sekolah memiliki kemampuan mengelola manajemen sekolah dengan baik
2.      Sekolah mampu mengelola dan melaksanakan kegiatan belajar dengan baik
3.      Sekolah dapat menghasilkan lulusan yang bermutu dan memiliki daya saing
4.      Sekolah dapat menghasilkan siswa yang berkualitas sehat jasmani dan rohani


Ya


Ya


Ya


Ya

10
Bab II. Struktur dan Muatan Kurikulum

A.    Struktur Kurikulum
v  Terdapat struktur kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan sekolah yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah serta mengacu pada Standar Isi
v  Terdapat komponen mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
v  Terdapat alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
v  Terdapat tambahan alokasi waktu untuk pembelajaran pengembangan diri
v  Terdapat jumlah alokasi waktu dari kelas 1 (satu) sampai dengan kelas 6 (enam)

Ya




Ya

Ya


Ya


Ya


11
B.     Muatan Kurikulum

1)      Mata Pelajaran
v  Terdapat 8 (delapan) mata pelajaran yaitu:
1.      Pendidikan Agama Islam
2.      Pendidikan Kewarganegaraan
3.      Bahasa Indonesia
4.      Matematika
5.      Ilmu Pengetahuan Alam
6.      Ilmu Pengetahuan Sosial
7.      Seni Budaya dan Keterampilan
8.      Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
v  Dari kedelapan mata pelajaran tersebut terdapat tujuan mata pelajaran, Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar, mulai dari kelas 1 (satu) semester I dan II sampai dengan kelas 6 (enam) semester I dan II

Ya










Ya
12
2)      Muatan Lokal
v  Terdapat beberapa mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan dengan tujuannya masing-masing, misalnya:
Seni budaya Kota Bengkulu, Bahasa Inggris, dan Industri Rumah Tangga






v  Muatan lokal sesuai dengan karakteristik dan potensi sekolah
v  Ada Standar Isi yaitu Standar Kompentensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) muatan lokal

Ya, seni budaya kota Bengkulu merupakan muatan lokal yang bertujuan agar siswa dapat megembangkan budaya daerah

Ada


Ada


13
3)      Pengembangan Diri
v  Pengembangan diri meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, yang terdiri atas:
·         Kewiraan
·         Olahraga
·         Seni
·         UKS
·         Kegiatan Pembiasaan merupakan proses pembentukan akhlaq dan penanaman/pengamalan ajaran Islam, kegiatannya meliputi:
1.      Jum’at bersih
2.      Kultum setiap jum’at
3.      Hafalan Al Qur’an, peringatan hari besar Islam
4.      Pesantren Ramadhan
5.      Sholat Berjemaah
6.      Penanaman Akhlak Islami
Ada,
·         Kewiraan
1.      Pramuka
2.      Peraturan Baris Berbaris (PBB)

·         Olahraga
1.      Sepak Bola
2.      Tenis Meja
3.      Olahraga Tradisional

·         Seni
1.      Seni Tari
2.      Seni Musik dan Vokal
3.      Seni tradisional daerah lainnya

·         UKS
1.      Dokter Kecil
2.      Kebun Sekolah

14
Pengaturan Beban Belajar
v  Terdapat beban belajar dengan sistem paket sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum
v  Pada kelas 1 (satu) sampai dengan kelas 6 (enam),satu jam tatap muka 35 menit
v  Terdapat jumlah jam pelajaran per-minggu dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, berbeda-beda
Kelas 1 = 30 jam/minggu
Kelas 2 = 31 jam/minggu
Kelas 3 = 32 jam/minggu
Kelas 4 = 40 jam/minggu
Kelas 5 = 40 jam/minggu
Kelas 6 = 40 jam/minggu
v  Terdapat jumlah jam efektif per-tahun ajaran, dari kelas 1 sampai dengan kelas 5 jumlah minggu efektifnya per-tahun ajaran 37 minggu sedangkan untuk kelas 6 jumlah minggu efektifnya pertahun ajaran adalah 33 minggu
v  Terdapat waktu pembelajaran/jam per-tahun
Kelas 1 = 962
Kelas 2 = 999
Kelas 3 = 1036
Kelas 4 = 1332
Kelas 5 = 1332
Kelas 6 = 1221
Ada


Ada


Ada








Ada






Ada








15
Ketuntasan Belajar
v  Terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sama dari kelas 1 sampai dengan kelas 6

No
Mata Pelajaran
KKM
1
Pendidikan Agama
65
2
Pendidikan Kewarganegaraan
65
3
Bahasa Indonesia
62
4
Matematika
60
5
Ilmu Pengetahuan Alam
64
6
Ilmu Pengetahuan Sosial
65
7
Seni Budaya dan Keterampilan
75
8
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
75
9
Muatan Lokal:

a.       Bahasa Inggris
60
b.      Iqro
60
c.       Kesenian Daerah
65
























16
Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a.       Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran
Kriteria Kenaikan Kelas :
·         Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti
·         Tidak terdapat nilai di bawah KKM
·         Memeiliki nilai minimal Baik untuk aspek kpribadian pada semester yang diikuti

b.      Kriteria Kelulusan
·         Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
·         Memperoleh nilai minimal Baik untuk seluruh kelompok mata pelajaran ; Agama dan Akhlaq mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Estetika, Jasmani Olahraga dan Kesehatan
·         Lulus Ujian Sekolah/Ujian Nasional sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang berlaku


17
Kalender Pendidikan
v  Terdapat kalender pendidikan yang disusun berdasarkan kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan dan memperhatikan kalender pendidikan yang ada di Standar Isi
v  Kalender pendidikan tersebut disusun berdasarkan kebutuhan dan karakteristik sekolah, serta peserta didik dan masyarakat
v  Hari efektif belajar per-semester, Semester 1 = 112 Hari
Semester 2 = 125 Hari
Ya






Ya



Ya





Tabel 2.2 Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen II

No
Aspek yang Ditelaah
Deskripsi
Analisis

1
Silabus
v  Memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi, Penilaian, Alokasi Waktu dan Sumber Belajar.
v  Kesesuaian SK-KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

Ya








Ya






SK dan KD
v  Rumusan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan standar isi
v  Keterkaitan antara SK dan KD
v  Ada kesesuaian antara KD dengan komponen silabus lainnya (materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar).

Ya


Ya
Ya



2
Materi Pelajaran
v  Materi pembelajaran benar secara ilmiah
v  Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD (selaras dengan KD)
v  Sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik
v  Bermanfaat bagi peserta didik
Ya

Ya


Ya


Ya


3
Kegiatan Pembelajaran
v  Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai KD
v  Urutan kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi
v  Kegiatan pembelajaran memuat aktivitas belajar yang berpusat pada siswa (belajar aktif)

Ya



Ya





Ya
4
Indikator
v  Penanda tercapainya KD yang ditandai dengan perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan
v  Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, dan potensi daerah
v  Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan diamati yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
v  Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian
v  Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (minimal satu KD ada dua indikator)
v  Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD maupun SK
Ya




Ya



Ya





Ya


Ya



Ya




5
Penilaian
Standar penilaian
v  Terdapat berbagai teknik penilaian(tes,observasi, penugasan per-orangan atau kelompok)
v  Teknik penilaian yang dipilih disesuaikan tuntutan indikator
v  Melampirkan contoh alat penilaian yang sesuai dengan indikator

Ada



Ya

Ya



6
Alokasi Waktu
v  Alokai waktu sesuai dengan cakupan kompetensi
v  Alokasi waktu sesuai dengan program semester yang telah disusun

Ya

Ya
7
Sumber Belajar
Standar Proses
v  Sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi
v  Sumber belajar bervariasi


Ya





Ya



c.       Menelaah kaitan antara komponen-komponen kurikulum
Dari komponen kurikulum dan kesesuaiannya dengan KTSP terdapat hubungan yang singkron atau yang erat, jadi sudah terdapat kesesuaian antara komponen kurikulum dengan KTSP karena komponen tersebut disusun untuk melengkapi adanya kurikulum yang sekarang yaitu KTSP.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikem­bangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan sebagai berikut: (1) Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pen­didikan Nasional; (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan pe­serta didik.
Berdasarkan pengertian tersebut, perbedaan esensial antara KBK dan KTSP tidak ada. Keduanya sama-sama seperangkat rencana pendi­dikan yang berorientasi pada kompetensi dan hasil belajar peserta didik. Perbedaannya menurut Masnur menampak pada teknis pelaksanaan. Jika KBK disusun oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Depdiknas (c.q. Puskur), maka KTSP disusun oleh tingkat satuan pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah yang bersangkutan, walaupun masih tetap mengacu pada rambu-rambu nasional Panduan Penyusunan KTSP yang disusun oleh badan independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendi­dikan (BSNP).

Berikut komponen kurikulum :
1.      Tujuan
Konsep dasar dalam menentukan tujuan suatu pembelajaran yaitu berlandaskan atas pencapaian setiap indikator yang terdapat dalam setiap Kompetensi Dasar. Dalam satu indikator kita bisa membuat beberapa tujuan pembelajaran sehingga akan muncul banyak tujuan dalam satu kompetensi dasar sebagaimana yang terlihat pada tujuan yang ada pada (RPP).
2.      Materi
Penyusunan materi berdasarkan pada tujuan-tujuan yang telah dibuat hal ini berhubungan dengan pencapaian dari pada proses pembelajaran yang akan dilakukan. Kelengkapan suatu materi ajar dilihat dari sejauh mana pencapaian tujuan yang sudah terpenuhi, jadi semakin banyak tujuan pembelajaran maka akan semakin lengkap materi yang akan disampaikan dan proses pembelajaran akan semakin komplit. 
3.      Organisasi
Untuk menstuktur pengetahuan peserta didik maka materi perlu disusun sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh peserta didik dalam hal ini dimulai dari pemberian motivasi kepada siswa berupa pertanyaan atau pernyataan yang mampu membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Kemudian materi disusun dari tingkat kognisi yang paling sederhana menuju tingkat analisis yang rumit mulai dari tingkat memahami, membedakan,  mensintesis, kemudian ke tingkat analisis sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Selain itu dalam mengorganisasikan pemahaman siswa juga dibutuhkan kolom kegiatan siswa atau tes pemahaman siswa berupa soal latihan pada setiap pokok bahasan setelah menyampaikan suatu materi hal ini berfungsi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa khususnya terhadap materi yang diajarkan saat itu beserta tidak lupa juga kita menaruhkan informasi-informasi sains  yang berhubungan dengan maateri yang disampaikan untuk membuka pemikiran siswa dalam memahami fenomena alam yang bersangkutan.
4.      Evaluasi
Sebagaimana tuntutan hasil pembelajaran tidak hanya dituntut kemampuan dalam bidang kognitif saja melainkan juga afektif dan psikomotor sehingga bentuk evaluasi hasil belajar juga diperlikan penyesuaian.  sebagaimana seperti yang terdapat pada bentuk evaluasi diatas yaitu evalausi dalam bidang kognitf, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kaitan atauhubungan antara komponen-komponen kurikulum tersebut memiliki hubungan yang sangat singkron. Artinya antara satu komponen kurikulumdengan komponen lainnya harus memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan lagi.

d.      Menelaah kaitan antara kurikulum dengan komponen RPP buatan guru
Kesesuaian antara standar kompetensi dengan kompetensi dasar contohnya dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas IV (Empat) semester 1 (Satu) sampai semester II (Dua) yakni :

Tabel 2.3Kesesuaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Semester I
1.    Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan

1.1  Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan
1.2  Menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan

2.    Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
2.1  Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi
2.2  Menggambarkan struktur organisasi kabupaten kota dan provinsi

Semeter II
3.    Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat




3.1  Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintah tingkat pusat, seperti MPR,DPR,PRESIDEN,MA,MK, dan BPK dll
3.2  Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat seperti Presiden, Wakil Presiden dan para menteri

4.      Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
4.1  Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi dilingkungannya.
4.2  Mengidentifikasi jenis-jenis budaya indonesia yang perna ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional
4.3  Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya


Pada tabel di atas dengan membandingkan antara SK dan KD terdapat kesesuaian atau keterkaitan, yang sangat singkron.Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar merupakan sejumlah ke-mampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini berlaku secara nasional, ditetapkan oleh BSNP.

Tabel 2.4 Kesesuaian Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar
Indikator
Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan
1.      Siswa dapat menjelaskan lingkungan desa secara tanggung jawab (NK. Tanggung jawab). (Responsibility).
2.      Siswa dapat menyebutkan perangkat desa
3.      Siswa dapat menyebutkan sumber keuangan desa
4.      Siswa dapat menjelaskan lingkungan kelurahan secara peduli (caring) ( NK. Peduli) (caring)
5.      Siswa dapat menyebutkan perangkat kelurahan
6.      Siswa dapat menyebutkan sumber keuangan kelurahan
7.      Siswa dapat menjelaskan lingkungan kecamatan dan menyebutkan perangkatnya jiwa kewarganegaraan (citizenship)

           
Pada tabel diatas dengan membandingkan antara KD dan indikator yakni KD Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan dengan indikatornya sudah memiliki hubungan yang sangat singkron, artinya antara KD dengan Indikator itu sesuai berdasarkan kurikulum dan RPP buatan guru.

Tabel 2.5 Menelaah kesesuaian indikator dengan materi
Indikator
Materi
v  Siswa dapat menjelaskan lingkungan desa secaratanggung jawab (NK. tanggung jawab)  (responsibility)
v  Siswa dapat menyebutkan perangkat desa.
v  Siswa dapat menyebutkan sumber keuangan desa.
v  Siswa dapat menjelaskan lingkungan kelurahansecara peduli (caring) (NK. Peduli(caring).
v  Siswa dapat menyebutkan perangkat kelurahan.
v  Siswa dapat menyebutkan sumber keuangan kelurahan.
v  Siswa dapat menjelaskan lingkungan kecamatan dan menyebutkan perangkatnyadidasari jiwa kewarganegaraan (citizenship).
v  Tentang desa
v  Tentang kelurahan
v  Tentang kecamatan

Pada tabel diatas dengan membandingkan antara indikator dengan materi yang akan disampaikan terdapat kesesuaian, karena yang terdapat didalam modul pembelajaran sangat cocok dengan indikator yang sudah dibuat oleh guru. Dengan demikian materi yang diajarkan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa sehingga bisa mencapai indikator yang diharapkan.

Tabel 2.6 Menelaah kesesuaian materi dan strategi pembelajaran
Materi
Strategi pembelajaran
v  Tentang desa
v  Tentang kelurahan
v  Tentang kecamatan
v  Pendekatan kontekstual.
v  Pendekatan coopratif learning
v  Diskusi dan penugasan

Dari tabel diatas hubungan materi dan strategi pembelajaran ini sesuai dengan materi yang diajarkan, sebab materi yang diajarkan dengan menggunakan modul, mampu mendorong siswa untuk belajar aktif kreatif dan efektif  serta menyenangkan.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain.






Tabel 2.7 Menelaah kesesuian media dan strategi dengan alokasi waktu
Media
Alokasi waktu
Ø  Buku paket 
Ø  Orang tua
Ø  Teman
Ø  Lingkungan rumah (keluarga), sekolah, dst.
Untuk Standar Kompetensi I
(Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan)

4 x 35 menit (2 pertemuan)

Strategi

v  Pendekatan kontekstual.
v  Pendekatan coopratif learning
v  Diskusi dan penugasan


Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat pemaksimalan waktu disediakan dengan media dan strategi yang digunakan telah sesuai karena waktu yang diberikan itu telah mencukupi dalam penyampaian materi pembelajaran.

2.      Menelaah Strategi Pembelajaran
            Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
Metode pembelajaran adalah cara/prosedur yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengan kata lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru bisa sama, tetapi teknik penyampaiannya yang berbeda-beda.
a.      Strategi yang digunakan guru dengan tujuan pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar,strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuannya telah digariskan.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut :
1)      Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan keperbadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2)      Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3)      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat, dan efektif dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4)      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasai hasil pembelajaran yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

Dalam pengamatan kami strategi yang digunakan guru sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai misalnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia strategi yang digunakan adalah model cooperative learning. Dengan model ini siswa dikelompokan dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok mempunyai anggota 6 atau 5 orang. Setelah itu siswa mendiskusikan materi pelajaran yang telah dibahas atau dijelaskan. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Hal ini dilakukan guru agar siswa bisa aktif dalam belajar sehingga proses pembelajaran pun berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai indikator atau tujuan pembelajaran.

b.      Strategi dengan materi pelajaran yang diajarkan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di kelas VI pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi tentang Pidato dan Drama dimana  guru dalam menyampaikan materikepada siswa  menggunakan strategi atau metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi, dan penugasan. Metode-metode sangat sesuai dengan materi pelajaran karena dengan menggunakan metode ini bisa dengan mudah membantu siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Selain itu juga metode ini bisa membuat siswa lebih aktif dan menyenangkan dalam belajar.
            Dalam pembelajaran materi tentang drama siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk membuat atau menyusun sebuah drama yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan metode ini siswa lebih mudah untuk berpartisipasi dalam kelompok untuk menyumbangkan ide dan gagasan dalam membuat sebuah drama tersebut. Hasil yang diperoleh cukup bagus karena semua siswa berperan aktif.

c.       Tujuan, materi dengan metode yang digunakan
1)      Tujuan
Tujuanadalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan kearah mana kegiatan itu akan di bawah.
Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran yang lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi. Semua komponen itu harus bersesuaian dan didaya gunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefesien mungkin. Bila salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ny. Dr. Roestiyah, N.K. (1989):44) mengatakn suatu tujuan pengajaran adalah deskpripsi tentang penampilan perilaku (performens) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.

Dalam pembelajaran matematika kelas V materi ajar “KPK dan FPB”, tujuan pembelajaran yang harus dicapai adalah
Peserta didik dapat:
a)      Melakukan dan menggunakan operasi hitung bilangan bulat
b)      Menentukan KPK dari dua bilangan
c)      Menentukan FPB dari dua bilangan

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VI materi ajar “Pidato atau Presentasi” tujuan pembelajaran yang harus dicapai adalah
Setelah mengerjakan tugas yang diberikan guru tentang pidato, siswa dapat:
a)      Memahami berbagai jenis pidato atau presentasi
b)      Menyampaikan isi pidato atau presentasi secara lisan
c)      Mencari pidato atau presentasi di surat kabar kemudian menyampaikan isinya

Dapat disimpulkan bahwa setiap mata pelajaran memiliki tujuan pembelajaran masing-masing sesuai dengan SK, KD dan Indikatornya.

2)      Materi atau Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Karena itu,guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik. Ada dua persoalan dalam pengauasaan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan penunjang ini biasanya bahan yang terlepas dari disiplin keilmuan guru, tetapi dapat digunakan sebagai penunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar dan semua anak didik.
Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. (Sudirman, N.K; 1991;203). Bahan pelajaran menurut Dr. Suharsimi Arikunto (1990) merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diuapayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Karena itu, guru khusus nya atau pengembang kurikulum umumnya, tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan yang  topiknya tertera dalam silabi berkaitan dengan kebutuhan anak didik pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu pula. Minat anak didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Maslow berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya. (Sadirman, A.M; 1988;81). Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu.
Biasanya aktivitas anak didik akan berkurang bila bahan pelajaran yang guru berikan tidak atau kurang menarik perahatiannya, disebabkan cara mengajar yang mengabaikan prinsip-prinsip mengajar seperti apersepsi, dan kolerasi, dan lain-lain. Guru merasa pintar dengan menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan bahasa dn jiwa anak didik lebih banyak mengalami kegagalan dalam menyampaikan bahan pelajaran dalam proses belajar mengajar. Karena itu, lebih baik menyampaikan bahan sesuai dengan perkembangan bahasa anak didik daripada menuruti kehendak pribadi. Ini perlu mendapat perhatian yang serius, agar anak didik tidak dirugikan oleh sikap dan tindakan guru yang keliru.
Dengan demikian, bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik.

Materi ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VI adalah Pidato atau Presentasi. Dalam materi tersebut ada beberapa proses
a)      Kegiatan awal
v  Guru mengapersepsi tentang pidato yang pernah didengarnya
v  Guru mengajukan pertanyaan tentang pidato
b)      Kegiatan inti
v  Eksplorasi
Ø  Guru memberikan penjelasan singkat tentang pidato
Ø  Guru membagi kelompok yang beranggotakan lima orang
Ø  Siswa berdiskusi untuk membuat teks pidato sesuai dengan kerangkanya
v  Elaborasi
Ø  Perwakilan dua kelompok menyampaikan isi pidato atau presentasi secara lisan
Ø  Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang berani menampilkan isi pidato ke depan kelas
Ø  Secara bergantian kelompok yang mendengarkan isi pidato yang telah dipresentasikan memberikan tanggapan
Ø  Guru menyimpulkan hasil diskusi kelompok
v  Konfirmasi
Ø  Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman konsep pidato
Ø  Guru memberikan penugasan atas jawaban yang kurang sesuai dengan pertanyaan yang disebutkan
c)      Kegiatan penutup
v  Guru dan siswa merangkum materi yang telah dipelajari
v  Siswa merefleksi tentang proses dan hasil pembelajaran
v  Guru memberikan tindak lanjut dengan cara siswa membuat pidato sebagai PR
v  Guru menutup pelajaran dengan pesan dan kesan yang baik

3)      Metode
Kegiatan pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajkaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan sperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sismatis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pembelajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
a)      Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komp[onen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinbsik dalam kegiatan belajar mengajar.motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena danya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
Dalam penggunaan metode harus disesuiakan dengan kondisi dan suasana kelas.  jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan intruksional menjadi acuan bagi guru untuk memilih metode yang sesuai dalam pembelajaran. Dengan begitu akan memudahakan guru dalam menentykan metode yang bagaimana yang dipilih guna untuk menunjang pencapain tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

b)      Metode sebagai strategi pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajarn tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang sama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang telah diberikan juga bermacam-macam ada juga yang cepat, ada yang sedang an ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Karena perbedaan daya serap anak didik tidak sama maka memerlukan strategi pembelajaran yang sangat tepat. Metodelah salah satu jawabannya. Karen itu, dalam kegiatan pembelajaran guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efktif dan efesien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk menggunakan strategi itu adalah harus menguasai teknik- tekni pengajian materi atau biasanya disebut dengan metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

c)      Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan dari kegiatan pembelajarantidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan salah satunya adalah komponen-komponen metode. Dengan memantapkan metode dengan akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika metode yang digunakan adalah ceramah, Tanya jawab, eksperimen, dan demonstrasi. Sedangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan.

d.      Alat peraga yang digunakan dengan materi dan tujuan
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media memperringgi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media. Langkah-langkah itu adalah:
1)      Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
2)      Persiapan guru.
Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan dasar pertimbangannya patut diperhatikan.
3)      Persiapan kelas.
Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, mengantisipasi, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran.
4)      Langkah penyajian pelajaran pelajaran dan pemanfaatan media.
Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran. Keahlian guru dituntut di sini. Media diperbantukan oleh guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. Media dikembangkan penggunaannya untuk keefektifan dan efisiensi pencapaian tujuan.
5)      Langkah kegiatan belajar siswa.
Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan media di sini bisa siswa sendiri yang mempraktikkannya ataupun guru langsung memanfaatkannya, baik di kelas maupun di luar kelas.
6)      Langkah evaluasi pengajaran.
Pada langkah ini kegiatan belajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar atau bahan bagi proses belajar berikutnya.
Manfaat penggunaan media atau alat peraga dalam pembelajaran terutama di tingkat SD, sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berpikir konkret, belum mampu berpikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakmampuan guru mejelaskan sesuatu bahan itulah dapat diwakili oleh peran media. Di sini nilai praktis media terlihat, yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.

Dalam pembelajaran matematika materi tentang “Volume, luas permukaan, panjang rusuk-rusuk balokalat peraga yang digunakan adalah
1)      Ruangan kelas
2)      Lemari
3)      Kotak penghapus
4)      Kubus kecil
e.       Pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan karakteristik bidang studi
1)      Pendekatan individual
Dikelas ada sekelompok anak didik. Mereka duduk dikursi masing-masing. Mereka berkelompok dari dua sampai lima orang didepan mereka ada meja untuk membaca dan menulis atau untuk meletakkan fasilitas belajar. Mereka belajar dengan gaya yang berbeda-beda. perilaku mereka juga bermacam-macam. Cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap tingkat kecerdasan dan sebagainya,selalu ada fariasinya. Masing-masing anak didik memang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya.
Perbedaan individual anak didik tersebutmemberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengejaran harus memperhatikan perbedaan pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi pembelajarannya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak pernah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan pendekataan individual dapat diharapkan kepada anak didik dengan tingkat penguasaan optimal.
Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan pembelajaran, dapat diatasi dengan pendekatan individual. Misalnya, untuk menghentikan anak didik yang suka bicara. Caranya dengan memisahkan/memindahkan salah satu anak didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengeloalaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saj melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.

2)      Pendekatan kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajarterkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetia kawanan sosial di kelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa melibatkan makhluk lain langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan ada kelebihan. Ketika guru menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, vasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok.
Keakraban kelompok ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
a)      Perasaan diterima atau disukai teman-teman;
b)      Tarikan kelompok;
c)      Teknik pengelompokan oleh guru;
d)     Partisipasi atau keterlibatan dalam kelompok;
e)      Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara mencapainya;
f)       Struktur dan sifat-sifat kelompok. Sedangkan sifat-sifat kelompok itu adalah:
v  Suatu multi pesonalia dengan tingkatan keakraban tertentu;
v  Suatu sistem interaksi;
v  Suatu organisasi atau struktur;
v  Merupakan suatu motif tertentu dan tujuan bersama;
v  Merupaka suatu kekuatan atau standar perilaku tertentu;
v  Pola perilaku yang dapat diobservasi yang disebut kepribadian.
Setelah kami melakukan pengamatan di SD 69 Kota Bengkulu bahwasanya guru dalam melakukan pendekatan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang akan disampaikan guru menggunakan pendekatan individual dan pendekatan kelompok. Hal ini dilakukan karena mengingat kemapuan siswa dalam belajar itu berbeda-beda serta karakteristik siswa yang berbeda juga. Makanya dengan adanya dua pendekatan itu guru bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran yang sedang disampaikannya. Dengan demikian proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik.

3.      Menelaah Sistem Evaluasi dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut Wayan Nurkancana dan P. P. N. Sumartana, (1983: 1) evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala yang sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. L. Pasaribu dan Simanjuntak menegaskan bahwa:
a.       Tujuan umum dari evaluasi adalah:
1)      Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2)      Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
3)      Menilai metode mengajar yang dipergunakan.

b.      Tujuan khusus dari evaluasi adalah:
1)      Merangsang kegiatan siswa.
2)      Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan.
3)      Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan bakat siswa yang bersangkutan.
4)      Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.
5)      Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar. (Abu Ahmadi dan Bihdodo Supriyono, 1991:189).

a.    Evaluasi yang digunakan guru dengan tujuan pelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan yang  kami lakukan di Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu di kelas 4,5, dan 6. Kami menemukan bahwa evaluasi yang digunakan guru dengan tujuan pembelajaran adalah evaluasi tes, non tes, dan  penugasan. Evaluasi ini lebih dipilih guru karena sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada. Oleh karena itu kami menyimpulkan bahwa evaluasi yang diadakan guru berdasarkan tujuan  pembelajaran ini sudah sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kurikulum. Selain itu juga, evaluasi ini bisa memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik itu sebagai penyampai materi pelajaran maupun sebagai siswa yang menerima pelajaran.

b.   Evaluasi yang digunakan guru dengan materi pelajaran
Setelah kami melakukan observasi dikelas 4, 5, dan 6 pada lima mata pelajaran maka evaluasi yang digunakan guru berdasarkan meateri pelajaran yakni evaluasi tes, non tes dan penugasan. Hampir semua mata pelajaran guru menggunakan evaluasi ini karena evaluasi ini sangat sesuai dengan materi pelajaran.



c.    Evaluasi yang digunakan guru dengan pendekatan pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan kami di Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu, kami menemukan bahwa evaluasi yang digunakan guru dengan pendekatan pembelajaran ialah menggunakan evaluasi penugasan. Karena disini siswa dikelompokkan kemudian diberikan materi pelajaran yang akan didiskusikan siswa dalam kelompoknya. Dan hasil diskusi tersebut baru disampaikan siswa di depan kelas. Jadi, kesimpulannya adalah evaluasi yang digunakan guru sesuai dengan pendekatan adalah evaluasi penugasan.

d.   Menelaah variasi bentuk soal dan tingkat kesukaran soal
Setelah kami melakukan pengamatan dengan bentuk soal subjektif dan objektif maka kami menemukan tingkat validitas dan reliabilitas dari tersebut dikatakan bagus. Dimana tingkat kesukaran soalnya bervariariasi sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Ada soal yang tingkat kesukarannya rendah, ada yang tingkat kesukarannya sedang serta tingkat kesukarannya tinggi. Dengan demikian soal tersebut tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah bagi siswa. Dengan kata lain antara siswa yang kemampuannya rendah dan siswa yang tingkat kemampuannya tinggi bisa menyelesaikan soal tersebut.
Secara umum soal subyektif adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Maka dalam tes dituntut kemampuan peserta didik untuk menggeneralisasikan gagasannya melalui bahasa tulisan sehingga tipe soal subyektif lebih bersifat power test.
Contoh soal subyektif adalah:
1)      Kalimat pembuka untuk mengawali isi pidato yang tepat adalah....
2)      Teks pidato terdiri atas tiga bagian yaitu....
3)      Modal yang diperlukan dalam berpidato adalah....
4)      Sebelum menyusun kerangka pidato hal-hal apa saja yang harus dilakukan ?
5)      Suatu berita harus aktual. Makna dari aktual itu adalah....
Tes objektif lebih baru dari test essay, tetapi tes ini banyak digunakan dalam menilai hasil belajar disekolah-sekolah. Hal ini disebabkan antara lain karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicapai dalam tes dan mudahnya menilai jawaban testee. Tes ini dikategori selalu menghasilkan nilai yang sama meskipun yang menilai guru yang berbeda atau guru yang sama pada waktu yang berbeda. Tes objektif lebih dikategori pada speed tests.
Contoh soal objektif adalah sebagai berikut :
1)      Anton anak terpandai di kelas VI. Arti awalan ter- pada kata terpandai adalah....
a.       Paling
b.      Tidak sengaja
c.       Dapat di-
d.      Sengaja
2)      Dialog pemain drama itu tampak jelas. Kata dialog artinya....
a.       Properti
b.      Kostum
c.       Percakapan
d.      Pakaian
3)      Surat yang dikirim kepada teman termasuk jenis surat....
a.       Dinas
b.      Pribadi
c.       Niaga
d.      Resmi
4)      Kata dasar dari kata pertandingan adalah....
a.       Per-
b.      -an
c.       Per-an
d.      Tanding


5)      Gabungan kata yang menyatakan sifat adalah....
a.       Kancing baju
b.      Baju ayah
c.       Baju biru
d.      Bola Adi

Persoalan yang dihadapi pembuat soal pilihan ganda adalah untuk menyediakan sejumlah jawaban yang baik memang sukar, antara lain jangan sampai jawaban yang benar itu begitu menyolok, sehingga peserta didik cenderung mudah menebak untuk memilih jawaban tersebut. Selain itu, juga membuat “pengecoh” soal sehingga tidak mudah ditebak oleh peserta didik. Maka untuk menghindari itu sebaiknya jawaban sedikitnya antara 4 atau 5 dan jawaban masing pertanyaan hendaknya dibuat variasi dan jangan konstan jawabannya.

e.    Menelaah administrasikan penilaian proses dan hasil belajar dan berbagai instrumen yang digunakan
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dengan demikian penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Berdasarkanpengamatan kami di kelas VI mata pelajaran Kewarganegaran kami menemukan bahwa penilaian proses yang digunakan guru adalah penugasan individu.Dengan penugasan individu tersebut maka siswa bisa mendeskripsikan, menceritakan nilai- nilai juang para pahlawan, nilai kebangkitan nasional,  dan nilai sumpah pemuda dengan rasa hormat dan perhatian. Sehingga secara tidak langsung dengan menggunakan penilaian proses seperti penugasan individu tersebut kita telah menanamkan nilai-nilai cinta tanah air, menghargai jasa para pejuang serta menghormati sejarah perjuangan bangsa. Dengan demikian hasil belajar yang didapati oleh siswa semua nilai- nilai tersebut akan tertanam dalam diri siswa dan bisa diimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dan intrumen yang digunakan guru adalah penilaian lisan, penilaian tertulis dan penilaian sikap. Contoh instrumen penilaian tertulis dalam mata pelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:
1)      Mengapa Indonesia dapat dijajah selama ratusan tahun oleh bangsa asing?
2)      Jelaskan nilai apa saja yang terkandung dalam sumpah pemuda dan hal apa saja yang bisa diterapkan di masa sekarang!
Contoh istrumen dalam pembelajaran Bahasa Indonesia:
1)      Kalimat pembuka untuk mengawali isi pidato yang tepat adalah….
2)      Sebelum menyusun kerangka pidato apa saja yang dilakukan ?
3)      Intonasi dalam berpidato berkaitan dengan….
4)      Teks pidato terdiri atas tiga bagian yaitu….
5)      Modal diperlukan dalam berpidato adalah….
6)      “Demikian tadi sambutan dari saya”
Kalimat di atas digunakan untuk….
7)      Sikap kamu saat berpidato adalah….
8)      Di dalam teks pidato ada tanda Tanya. Maka kalimat tanya di akhiri dengan tanda….










f.     Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan
Dari penilaian proses yang dilakukan oleh guru maka hasil penilaian prosesnya adalah guru dapat mengetahui tingkat pencapain kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran, dapat memberikan umpan balik, dapat memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar dalam rangka pengayaan.  dan remedial, dapat memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
Hasil belajar yang diperoleh adalah:
a.       Tujuan umum
v  Menilai pencapain kompetensi peserta didik;
v  Memperbaiki proses pembelajaran;
v  Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa;
b.      Tujuan khusus
v  Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
v  Mendiagnosis kesulitan belajar;
v  Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar;
v  Penentuan kenaikan kelas;
v  Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

B.     Tingkat Keberhasilan
Magang III yang dilakukan di SD Negeri 69 Kota Bengkulu mulai tanggal 22Januari 2013 sampai dengan 5Februari 2013 telah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kami memperoleh data atau informasi yang efektif yang sesuai dengan situasi dan kondisi di SD. Serta semua warga sekolah baik kepala sekolah, seluruh staf dan dewan guru ikut mendukung, membimbing dan membantu kami dalam pelaksanaan magang ini. Dan akhirnya kami bisa menyelesaikan kegiatan magang ini sesuai yang waktu serta tujuan dari kegiatan magang III  yang telah ditentukan.

C.    Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung dalam kegiatan magang III ini ialah adanya kerja sama antara pihak universitas dengan seklah mitra, kepala sekolah,guru pamong, dewan guru, dosen pembimbing, mahasiswa dan siswa.
Sedangkan faktor penghambat selama melaksanakan magang III ini tidak ada karena terjalin hubungan yang sangat baik dengan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan magang ini, baik itu dosen pembimbing, kepala sekolah, guru pamong, dewan guru, karyawan, mahasiswa dan siswa.

D.    Pengalaman Khusus yang Diperoleh
Pengalaman khusus yang kami peroleh selama magang III ini sungguh berbeda dengan pengalaman pada magang sebelumnya. Dimana pada magang ini kami memperoleh banyak pengetahuan baru diantaranya, kami bisa mengetahui bagaimana strategi yang digunakan guru,komponen-komponen kurikulum, dan evaluasi yang digunakan guru dalam mengetahui sejauh mana siswa bisa memahami materi yang telah diajarkan.















BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Setelah kami melakukan kegiatan magang III di SD Negeri 69 ini, kami dapat menyimpulkan bahwa komponen yang ada dalam kurikulum meliputi:
Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 1
1)      Cover/Halaman Judul
2)      Lembaran Pengesahan
3)      Tim Penyusun dan Nara Sumber
4)      Daftar Isi
5)      I. Pendahuluan
A.    Rasional
B.     Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
6)      II. Struktur dan Muatan Kurikulum
A.    Struktur Kurikulum
B.     Muatan Kurikulum
1.      Mata Pelajaran
a.       Pendidikan Agama Islam
b.      Pendidikan Kewarganegaraan
c.       Bahasa Indonesia
d.      Matematika
e.       Ilmu Pengetahuan Alam
f.       Ilmu Pengetahuan Sosial
g.      Seni Budaya dan Keterampilan
h.      Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2.      Muatan Lokal
a.       Seni Budaya Daerah (Kota Bengkulu)
b.      Bahasa Inggris
c.       Industri Rumah Tangga
3.      Kegiatan Pengembangan Diri
4.      Pengaturan Beban Belajar
5.      Ketuntasan Belajar
6.      Kriteria Kenaikan Kelas
7.      Kriteria Kelulusan
7)      Kalender Pendidikan
Instrumen Penelaahan Kurikulum SD Negeri 69 Dokumen 2 (Silabus)
v  Silabus

Strategi dan evaluasi yang digunakan guru dalam pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan adanya strategi, pembelajaran yang dilakukan lebih mudah dan terarah. Evaluasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui atau mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan atau dijelaskan.

3.2  Saran
Adapun masukan atau saran yang kami sampaikan adalah:
Untuk mahasiswasebaiknya bisa berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan di Sekolah, lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan magang.





DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara.

http://warungpendidikan.blogspot.com          Diakses: 5 Februari 2013
http://edukasi.kompasiana.com           Diakses: 6 Februari 2013
http://allings.blogspot.com      Diakses: 8 Februari 2013




























LAMPIRAN-LAMPIRAN